Sejarah berdirinya MTs Darul Ulum
MTs Darul Ulum berdiri pada tahun 2000 di bawah naungan ponpes Darul Ulum Rembang atas inisiatif K.H. Achyat Chulaimi, karena pada saat itu para santri banyak yang melanjutkan sekolah menengah pertama keluar lingkungan pondok. Oleh karena itu K.H Achyat Chulaimi berinisiatif untuk membangun sekolah tingkat pertama yang berbasis islam di lingkungan pondok, agar para santri tidak bersusah payah untuk menimba ilmu di luar lingkungan pondok dan para santri belajar dengan nyaman dan tenang.
Awal ajaran MTs Darul Ulum tahun 2000 kegiatan belajar mengajarnya dilaksanakan pada siang hari, dan bertempat di MI Darul Ulum di karenakan gedungnya masih dalam tahap pembangunan. Dan pembangunan gedung di percepat agar para siswa angkatan pertama bisa merasakan indahnya gedung baru, dawuh K.H Achyat Chulaimi “ gedunge tsanawiyah iku dikebut cek arek-arek nututi ngerasakno gedung anyar ”. akhirnya pada awal tahun ajaran 2003/2004 semester ganjil para murid sudah menempati gedung milik MTs Darul Ulum sendiri, dan pada semester genap 2003/2004 sudah bisa masuk pagi bersama dengan RA dan MI Darul Ulum.
Perkembangan MTs Darul Ulum
Pada awal tahun ajaran MTs Darul Ulum K.H Achyat Chulaimi menunjuk Bapak Drs. Mahfud Suhendra MM untuk menjadi kepala madrasah di MTs Darul Ulum, beliau adalah salah satu PNS dinas, beliau menjabat kepala madrasah periode 2000-2015, dan pada tahun ajaran 2015-2016 terjadi pergeseran jabatan yang kemudian jabatan kepala madrasah diserahkan kepada Hasbollah S.Pd.I. Pada masa periode jabatan Bapak Drs. Mahfud Suhendra MM banyak perkembangan dan prestasi yang diperoleh oleh MTs Darul Ulum, mulai MTs yang nothing menjadi something, seperti ghalibnya sekolah yang lahir di desa tak banyak yang dimiliki MTs Darul Ulum yang hanya menempati sepetak tanah di belakang pesarean keluarga ndalem, di belakang kamar pondok putra, akan tetapi demi suksesnya akreditasi bapak kepala madrasah merelakan ruangannya disulap menjadi ruang perpustakaan. Fasilitasnya pun pada waktu itu jauh dari memadai, di laboratorium computer hanya mempunyai beberapa dan kecepatannya pun standart. “jangankan membeli peralatan, gaji guru yang kami berikan pun jauh dari layak” kata bapak mahfud. Suntikan dana kepada MTs Darul Ulum memang sangat minim, sejak didirikan sepuluh tahun yang lalu sekolah ini tidak pernah menarik uang gedung atau uang pendaftaran, “ SPP nya waktu itu masih 4500 rupiah, smentara madrasah ini hanya mampu membayar gurunya 5000 per jam”, setelah adanya bantuan operasional sekolah dari pemerintah MTs Darul Ulum sudah tidak lagi memungut biaya kepada murid-muridnya.
Dengan ide cemerlang kepala madrasah beliau langasung mencanangkan program pemberdayaan kreativitas guru dan murid sebab sadar jika kompetisi antar sekolah semakin ketat, “jika sekolah tidak bisa dibuat besar maka harus dibuat bagus, bagus itu dalam artian padat kegaitan baik intra maupun ekstra” ujar pak mahfud. Di madrasah ini banyak kegiatan ekstrakulikuler antara pramuka, PMR, al-banjari, seni penulisan khat, juga sempat ada cetak sablon akan tetapi karena biayanya mahal kegiatan ini jadi tertangguhkan. Sebagian besar alumni MTs Darul Ulum menjadi Pembina pramuka di tingkat sekolah dasar maupun tingkat pertama. Pada tahun 2006 MTs Darul Ulum berkesempatan untuk mewakili jawa timur dalam jambore nasional di jatinangor sumedang jawa barat, juara III dalam lomba outbond tingkat SLTA.
Setelah 3 tahun masa kepemimpinan Bpk.Hasbollah,S.Pd.I pada bulan Agustus 2020 beliau meninggal dunia , sehingga sempat terjadi kekosongan jabatan kepala madrasah. Dalam situasi tersebut KH Sibromulisi selaku ketua yayasan sosial Darul Ulum Rembang menunjuk Bpk.Khoiron Ar,S.Ag untuk menjadi kepala MTs yang dilantik pada tanggal 9 September 2020.Baliau adalah pendidik di MTs &MI Darul Ulum Rembang sejak tahun 2000(awal berdiri),seiring berjalannya waktu beliau lulus sertifikasi guru dan awalnya berstatus satminkal di MI Darul Ulum Rembang tetapi saat ini telah melakukan mutasi satminkal di MTs Darul Ulum Rembang.
Awal kepemimpinan Bpk.Khoiron sangatlah rumit karena pada saat itu Indonesia sedang dilanda pandemi corona (covid-19),sehingga KBM harus dilaksanakan dengan daring (dalam jaringan).para pendidik dan peserta didik diharuskan menguasai pembelajaran daring/online sesuai intruksi pemerintah meskipun dengan fasilitas yang terbatas. Meskipun demikian proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.